Rancang Bangun Sistem Informasi Transaksi Inventori PT.Ecco Indonesia
Proyek Rekayasa Perangkat Lunak
Rabu, 05 Oktober 2011
Kamis, 29 September 2011
SDP
Software
Development Plan (SDP)
Software
Development Plan (SDP) ini adalah sebuah dokumen yang menmabntu mennerangkan
tentang bagaimana proses-proses perencanaan projek yang terjadi berdasarkan
projeck yang tengah diajukan dengan judul system informasi penjadwalan
reservasi lapangan futsal berbasis web. Yang menjadi pembahasan pada dokumen
ini menjelaskan tentang gambaran project yang akan di bangun. Penjelasan
mengenai detail projek yang akan dibuat. Organisasi perusahaan menjelaskan
struktur organisasi, peran serta tugas dari masing-masing dari individu yang
mempunyai relasi dengan sistem yang akan dibangun. Manajemen proses yang akan
menjelaskan tentang perkiraan estimasi waktu yang akan digunakan untuk
pelaksanaan projek, jadwal tahapan proses pelaksanaan projek dan juga perkiraan
waktu projek yang akan di rilis. Technical proses menerangkan tentang
penggunaan metode yang digunakan, spesifikasi perlengkapan serta menyusun
perencanaan teknis projek yang akan dibangun. Serta suppoting plan.
Dokumen lengkap Software Development Plan (SDP) dapat diliat di link berikut
>>> http://www.4shared.com/document/jjoYkoNw/SDP_2.html
dowliad budget
>>> http://www.4shared.com/document/29hRQDLo/butged.html
Rabu, 21 September 2011
Proposal
Proposal
Nama kelompok :
1. Ketut De Santiasa
2. Risky Gumilar NP
3. Tito Jiwa A.
4. Febby Andika Rama
5. Yohanes Ekodono
6. fery adhy A.
Project chater dapat dilihat pada link berikut
>> http://www.4shared.com/document/c0c6b0M0/Project_Charter_Template.html
>> http://www.4shared.com/document/c0c6b0M0/Project_Charter_Template.html
Sedangkan file presentasi dapat dilihat dilink berikut
>> http://www.4shared.com/file/5lNAg9-f/Presentasi.html
Project Chater Refisi
>>> http://www.4shared.com/document/c7KCY0Ha/project_Charter.html
>> http://www.4shared.com/file/5lNAg9-f/Presentasi.html
Project Chater Refisi
>>> http://www.4shared.com/document/c7KCY0Ha/project_Charter.html
Rabu, 14 September 2011
Proyek Rekayasa Perangkat Lunak (PRPL)
Proyek Rekayasa Perangkat Lunak
Software Development
Plan (SDP)
Gamabran mengenai informasi yang terdapat dalam dokumen ini meliputi :
1.Introduction
Menjelaskan
tentang fungsi dan tujuan dari pembuatan dokumen Software Development Plan
secara detail sesuai dengan kbutuhan yang telah menjadi bagian dari
permasalahan dari pengguna.
2.Project Purpose
Menjelaskan secara detail tentang kebutuhan
produk yang akan dibangun sehingga kebutuhan dari permasalahan pengguna dapat
terpecahkan. Menjelaskan fitur-fitur yang akan di sediakan dan kelebiha serta
manfaat yang akan dimiliki oleh produk yang akan dibangaun yang nantinya akan
dinikmati oleh pengguna.
3.Project Organisation
Menjelaskan tebtang struktur organisasim
aturan seta tanggung jawab yang diberikan kepada staf perusahaan tersebut yang
nanantinya akan menjelaskan secara detail tentang perusahaan yang menjadi
tempat project yang sedang dikembangan.
4.Manajement Proses
Menjelaskan
tentang bagaimana perencanaan sebuah pembuatan produk yang sedang dibanagun
sehingga tercipta gambaran secara detail tentang bagaimana perencanaan dari
segi waktu,biaya, serta biaya yang menjadikan pengembanga terhindar dari
kesalahaan fatal yang dapat terjadi disaat proses pelaksanaan project.
5.Technical Process Plan
Menjelaskan proses tekinik yang digunakan
untuk melaksanakan project ini.
6.Supporting Procss Plan
Menjelaskan pemberian suppor yang dilakkan
guna pelaksanaan dari pengerjaan project menjadi semakin terkendalli dan
memiliki kwalitas yang baik.
TAHAP ANALISA KEBUTUHAN
(Requirements Analysis)
Tahap ini merupakan
awal mula siklus pembuatan produk Perangkat Lunak (PL) sistem. Pada tahap ini
dilakukan inisiasi proyek pengembangan PL yang mempertemukan visi antara calon
pengguna dengan pengembang. Pada tahap ini juga, pengembang harus memiliki
inisiatif untuk membuka wawasan calon pengguna agar tidak mengalami kesenjangan
pengetahuan dengan tim pengembang. Ada beberapa hal yang dijadikan sebagai
topik pembicaraan antara calon pengguna dengan pengembang, antara lain :
·
Tujuan sistem
·
Lingkup/batasan
sistem
·
Gambaran umum
kebutuhan PL.
Dari topik-topik
tersebut, pengguna menjadi tahu bahkan sangat tahu apa yang diinginkannya
baik dari sisi penggunaan maupun dari sisi teknologi yang ada yang dapat
disesuaikan dengan kemampuannya dalam menginvestasikan sumber daya.
Penyusunan dokumen
pada tahap ini dapat mengikuti standar yang telah di tetapkan oleh IEEE dengan
nomor dokumen 830 tahun 1984 atau dapat disusun dengan format yang kurang lebih
mirip dengan itu.
Berikut ini
merupakan link panduan penyusunan dokumen SRS sesuai standar IEEE sekaligus
contoh SRS yang telah dibuat oleh salah satu tim pengembang PL.
Tahap Sofware Arsitekture Desain
(SAD)
Konsep desain
1. Abstraction adalah gambaran dari fungsi suatu
program. Gambaran ini bias bertingkat-tingkat. Tingkat yang paling atas adalah
gambaran suatu fungsi program dengan menggunakan bahasa alami. Pada tingkat
terendah, menghasilkan abstraksi yang bersifat prosedural/ langkah perlangkah
dengan menggunakan istilah yang teknis dan bisa diimplementasikan menjadi
fungsi program.
Pada saat beralih dari tingkat ke tingkat, kita
menggunakan procedural dan data abstraction. Procedural abstraction adalah
urutan instrasi yang mempunyai tujuan khusus,dan data abstraction adalah
koleksi data yang digunakan pada fungsi tersebut.
2.
refinement—penjelasan
detil dari abstraction
Refinement membantu designer untuk memperlihatkan detil
dari lowest level dari abstraction. Abstraction dan refinement merupakan konsep
yang saling melengkapi.
3.
Smodularity—membagi
software menjadi modul
Software dibagi-bagi menjadi beberapa component yang
disebut modul-modul. Modul-modul ini nantinya disatukan/diintegrasikan untuk
memenuhi kebutuhan sistem.
lecturer.ukdw.ac.id/othie/softdesign.pdf
Tahapan Testing/ Testing Life Cycle
1. Start –> review
test case
2. Perform testing :
pengetesan test case yang biasanya di awali dengan smoke test (pengetesan tanpa
prosedur dalam test case, hanya berdasarkan pengetahuan software tester secara
umum saja), lalu kemudian di lanjutkan dengan execution test (yang menggunakan
test case). Tujuan dari smoke test ini adalah untuk meminimalisasikan jumlah
error apalagi error yang bersifat trivial (salah penulisan, warna atau posisi
button/tulisan/form, dan bug-bug kecil lainnya) sebelum execution test.
3. Review and Verify test
result, yaitu pelaporan hasil testing kepada team developer.
4. Do Bug fixing, dimana
bug-bug atau error yang ditemukan dalam sistem akan di perbaiki oleh developer.
5. Re-test and Regression
testing, yaitu testing yang dilakukan setelah bug fixing.
6. Produce validation
report and release note, yaitu pelaporan kepada developer ketika sistem sudah
dinyatakan bersih dari bug.
7. UAT (user acceptance
test) yaitu test case yang dibuat untuk kemudian di test oleh end user sistem
tersebut.
Programmer:
Langkah 1. Rencana Penggabungan (Plan
The Integration)
Menurut akal sehat anda tidak akan dapat
membuat semua program sekaligus dan kemudian membuang semuanya – ini memerlukan
rangkaian langkah demi langkah. Rencanakan
urutan dimana anda akan menggabungkannya. Bab 9 ini merinci beberapa metode
untuk menggabungkan bagian-bagian tersebut, tetapi anda harus merencanakan
urutan penggabungan ini sekarang, karena anda harus menulis program supaya
dapat digabungkan. Ini disebut Rencana Tes Sistem (System Test Plan).
Langkah 2. Mendisain Modul (Design The
Module)
Programmer menerima beberapa tingkatan disain dari fase disain.
Tugasnya adalah memecah modul secara rinci ke tingkat yang lebih rendah sampi
mencapai keadaan programmer siap untuk melakukan pemrograman. Ini disebut
disain modul.
Langkah 3.
Telusuri Disain Modul(Walk Through The Module Design)
Seperti pada tingkat
atas dan menengah dari disain, pertukaran harus dibuat sebaiknya pada tingkat
yang paling rendah. Telusuri disain dari masing-masing
modul sebelum melakukan pengkodean. Penelusuran ini sangat kecil : hanya
programmer yang tepat, supervisor dan mungkin programmer lainnya yang perlu
diperhatikan. Kegunaan dari penelusuran disain modul adalah untuk memastikan
bahwa disain yang terbaik yang telah dilakukan, semua fungsi telah dialamatkan
dan semua bagian telah ditangani.
Langkah 4. Rencana
Bagaimana Menguji Modul (Plan
How To Test The Module)
Programmer harus
menyiapkan rencana pengujian modul dan data pengujian sebelum dikodekan.
Rencana pengujian dilakukan setelah kode ditetapkan. Mereka cenderung hanya
menguji bagian kode yang paling ‘sulit’. Pimpinan proyek bisa saja melakukan
tuntutan pada penelusuran rencana pengujian sepanjang disain modul sedang
dilaksanakan. Kerjakan penelusuran ini bersama-sama.
Langkah 5. Kode Setiap
Modul (Code Each Module)
Standar pengkodean akan
ditetapkan pada saat disain sistem (lihat bagian 7.12). Kita tidak membahas
bagaimana membuat program – lihat Referensi 12 (tulisan ini membahas disain
sama baiknya dengan pemrograman) dan Referensi 13 untuk lebih jelasnya.
Berikut ini adalah
ringkasan dari sebuah program terstruktur, yaitu :
· Jika berukuran
kecil. Aturan dasarnya adalah kira-kira 100 baris kode yang dapat dieksekusi
dan listingnya tidak lebih
dari 2 halaman.
· Satu entry, satu exit.
· Referensi secara
keseluruhan sedikit.
· Konstruksi
terstruktur yang digunakan : berurutan, IF/THEN/ELSE, CASE, WHILE, UNTIL, CALL
(bukan GO TO).
Langkah 6. Menguji
Modul (Test The Module)
Programmer menguji
modul dengan menetapkan lingkungan yang tepat, menyediakan beberapa input,
membiarkan modul langsung memproses secara logik dan mendapatkan hasilnya.
Beberapa input mungkin tidak sebenarnya, terutama jika modul tersebut tidak
menyediakan input yang sebenarnya.
Modul seharusnya diuji
dalam dua tahap, yaitu :
· Tahap Pertama disebut pengujian “White Box”.
Programmer harus mengetahui isi di dalam modul dan menyediakan data pengujian,
sehingga masing-masing path
logical dalam program dapat
dieksekusi.
· Tahap Kedua atau pengujian “Black Box”
dapat dilakukan. Dalam pengujian ini, programmer mengabaikan bagian dalam dari
modul – data disediakan secara berurut dan dianggap seperti pemakaian
sebenarnya.
Langkah 7. Menguji
Level Terendah dari Integrasi (Test
The Lowest Levels Of Integration)
Jika modul utama
memanggil sub-modul, programmer harus menggabungkan dan menguji semua modul
secara bersama-sama. Bahkan jika programmer tidak bertanggung jawab untuk
menulis sub-modul, programmer harus menguji perintah CALL dan RETURN dari
seluruh modul.
Metode terbaik untuk
melakukan hal ini adalah membuat sebuah “program stub” (potongan
program) sebagai pengganti sub-modul. Potongan program ini dapat terdiri dari
empat baris program yang menunjukkan bahwa kontrol sudah diterima dengan baik,
tampilkan parameter penerima, jika perlu lakukan pengontrolan kembali dengan
beberapa parameter yang tidak sebenarnya.
Langkah 8. Menyimpan Semua Hasil Pengujian; Penggabungan
Modul-modul Yang Telah Diuji (Save The Results Of All Tests; Submit Finished
Modules To Integration)
Hasil pengujian
digunakan untuk menyusun statistik yang menunjukkan penyebab, cara perbaikan
serta biaya-biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
program. Pimpinan proyek biasanya menguasai/mengepalai penggabungan ini pada
sistem berukuran kecil sampai sedang.
Software seperti CMS (Code
Management System) sangat berguna untuk menajemen konfigurasi – menjamin
program tetap berjalan sesuai versinya dan mengubah ke source code (lihat bagian 9.4).
Langkah 9. Memulai
Dokumentasi User (Get Started
On The User Documentation)
Apakah programmer
bertanggung jawab pada dokumentasi user atau tidak, tahapan ini adalah waktu
terbaik untuk menjawabnya.
Software Development Plan (SDP)
Software
Development Plan (SDP) ini adalah sebuah dokumen yang menmabntu mennerangkan
tentang bagaimana proses-proses perencanaan projek yang terjadi berdasarkan
projeck yang tengah diajukan dengan judul Rancang Bangun Aplikasi Penentuan
Bencana Banjir Menggunakan Metode AHP dengan studi kasus pada Balai Besar
Sungai Brantas. Yang menjadi pembahasan pada dokumen ini menjelaskan
tentang gambaran project yang akan di bangun. Penjelasan mengenai detail projek
yang akan dibuat. Organisasi perusahaan menjelaskan struktur organisasi, peran
serta tugas dari masing-masing dari individu yang mempunyai relasi dengan
system yang akan dibangun. Manajemen proses yang akan menjelaskan tentang
perkiraan estimasi waktu yang akan digunakan untuk pelaksanaan projek, jadwal
tahapan proses pelaksanaan projek dan juga perkiraan waktu projek yang akan di
rilis. Technical proses menerangkan tentang penggunaan metode yang digunakan,
spesifikasi perlengkapan serta menyusun perencanaan teknis projek yang akan
dibangun. Serta
suppoting plan.
SRS :
SRS (System Requirement
Specification) adalah dokumen yang menyediakan panduan mengenai spesifikasi
requirement sistem yang diinginkan oleh client/user secara lengkap terhadap
suatu bagian/keseluruhan aplikasi. Di dalam SRS ini terdapat bahasan mengenai
use case description, level, included form, extend, primary actor,
precondition, scope, dan sebagainya.
•
sebuah dokumen yang berisi pernyataan lengkap dari apa
yang dapat dilakukan oleh perangkat lunak, tanpa menjelaskan bagaimana hal
tersebut dikerjakan oleh perangkat lunak
•
mencantumkan deskripsi perangkat lunak dengan lingkungannya
(Mencakup antarmuka untuk perangkat keras, perangkat lunak, komunikasi dan
pemakai).
•
SRS umumnya dikembangkan bersama oleh calon pengguna dan
para pengembang system/perangkat lunak
Fungsi dokumen SRS:
- mencatat semua kebutuhan calon pengguna perangkat
lunak.
- sebagai kontrol saat proses pengembangan perangkat
lunak dilakukan, sehingga setiap tahapan pengerjaan pengembangan sesuai
dengan yang diharapkan.
- Digunakan sebagai acuan pada saat pengujian
dilakukan sehingga hasil akhir sesuai dengan yang dibutuhkan.
- Dijadikan pedoman jika terdapat perbedaan pendapat
antara calon pemakai dengan pengembang sistem terhadap hasil dari
pengembangan perangkat lunak
- Bukti
bahwa pengembang telah melakukan tahap software reguirements analysis.
Kriteria
dokument SRS yang baik:
- Benar
(correct)
- Tepat
(precise)
- Unambiguouity
- Lengkap
(complete)
- Bisa
diverifikasi (verifiable)
- Konsisten
- Understandable
- Bisa
dimodifikasi (modifiedable)
- Dapat
ditelusuri (traceable)
- Harus
dapat dibedakan bagian what (bagian spesifikasi) dan how (bagian
yang menjelaskan bagaimana menjelaskan what tadi)
- Dapat mencakup dan melingkupi seluruh sistem
- Dapat melingkupi semua lingkungan operasional,
misalnya interaksi fisik dan operasional.
- Bisa
menggambarkan sistem seperti yang dilihat oleh pemakai.
- Harus
toleran (bisa menerima) terhadap ketidaklengkapan, ketidakpastian (ambiguous)
dan ketidak konsistenan.
- Harus bisa dilokalisasi dengan sebuah coupling,
yaitu hubungan ketergantungan antara dua model yang tidak terlalu erat.
SAD
(Software Architecture Document)
SAD (Software
Architecture Document) adalah dokumen yang menggambarkan desain arsitektur
(flow process) secara umum dari modul yang ada dalam sebuah sistem. SAD memuat
spesifikasi yang lebih rinci dari dokumen SRS. Di dalam SAD ini terdapat
bahasan mengenai overview software, references, architectural representation
(screen map, CS Management, Flow chart, database model, sequence diagram, dan
class diagram), architectural goals dan constraints, use-case view, logical
view, process view, deployment view serta size and performance.
Tes plan
Tugas utama dari seorang
software tester adalah melakukan pengecekan atau testing terhadap bug di dalam
sebuah aplikasi atau program. Jadi, keberhasilan software tester adalah
kegagalan bagi developer, sebaliknya demikian. Namun, pada dasarnya
keberhasilan software tester ataupun keberhasilan developer memiliki tujuan
yang sama, yaitu untuk membuat sebuah aplikasi atau software bebas dari bug
(meskipun sebenarnya tidak ada aplikasi yang bisa benar-benar bebas dari bug).
Banyak orang yang
berpikir bahwa tugas software tester adalah tugas yang sangat mudah, namun pada
kenyataannya tugas software tester adalah tugas yang sulit dan memiliki
tanggungjawab yang besar terhadap keberhasilan sebuah produk IT. Selain harus
memiliki kesabaran dan ketelitian, seorang softawre tester juga dituntut untuk
proaktif dan memiliki kreatifitas imajinasi yang tinggi. Tidak percaya?
Silahkan simak ulasan berikut mengenai A-Z nya software tester.
Software Tester dan
Dokumen Makanan sehari-hari seorang software tester adalah dokumen. Berkutat
dengan dokumen-dokumen adalah hal yang biasa dan lumrah, karena tanpa dokumen,
software tester tidak dapat membuat test scenario yang baik. Dokumen apa saja
yang dibutuhkan oleh software tester :
1 SRS (System Requirement
Specification)
2 SAD (Software Architecture Document)
Dari semua dokumen inilah
si software tester kemudian akan mengetahui seperti apa sistem yang akan di
testing. Setelah mengetahui proses bisnis dari sistemnya, maka software tester
harus membuat test case yang terdiri dari langkah-langkah pengetesan terhadap
sistem yang dibagi-bagi kedalam tiap modul/unit sistem. Disinilah kreatifitas
dan imajinasi seorang software tester diperlukan, yaitu ketika mereka harus
membuat skenario test dari sistem yang belum pernah mereka sentuh sebelumnya.
Atau lebih tepatnya jika dapat digambarkan, software tester harus dapat
mentransfer seluruh ‘isi kepala’ business analyst atau system analyst mengenai
sistem tersebut ke dalam pikiran/otak mereka
Dokumentasi proyek
Dokumentasi adalah suatu hal yang
pertama-tama harus ditentukan dan diselesaikan. Hal yang penting agar
dokumentasi dapat disusun dengan sukses adalah dilakukan dengan cara
mengintegrasikan dokumentasi ini dengan metodologi, sehingga proses dokumentasi
dilakukan ketika setiap langkah development dilakukan, daripada melakukannya
setelah selesai. Bentuk dasar dari dokumentasi ini sebaiknya juga dilakukan
untuk proyek-proyek yang lainnya. Pada suatu proyek biasanya terdapat enam
proses yang saling terkait dan dinamis. Proses ini adalah
1. Pendefinisian
2. Perencanaan
3. Organisasi
4. Pengawasan
5. Penyelesaian
6. Leading
Setiap proses akan memiliki keluaran
yang akan menjadi masukan bagi proses yang lainnya. Proses-proses ini
memberikan beberapa keuntungan termasuk :
• Mengetahui dampak teknologi dan bisnis
• Menghitung estimasi biaya sesungguhnya
• Menentukan tingkat usaha
• Mencapai suatu penyelesaian yang paling efektif biayanya.
• Memilih perangkat bantu dan teknik terbaik
Langganan:
Postingan (Atom)